BK KARIR "KEMANDIRIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR"
MAKALAH BIMBINGAN
KONSELING KARIR
“Konsep Kemandirian Pengambilan
Keputusan Karir”
Nama Kelompok :
1.
Andre Fidhy Pratyvi (201801500599)
2.
Muchammad Fatch Nuristiar. A (201801500608)
3.
Rifqi Ghordi Jannatayn (201801500627)
4.
Permadi Arif Farhan (201801500651)
Kelas : R3F
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, 22 September 2019
Penysun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I .... PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.
. Latar Belakang.................................................................................. .... 1
B... Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C... Tujuan.............................................................................................. .... 2
D... Manfaat................................................................................................. 2
BAB II... PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A.
Kemadnirian
Memilih Karier........................................................... .... 3
B.
Ciri
– Ciri Kemandirian Memilih Karier............................................... 5
C.
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Memlih
Karier............................................................................................... .... 6
D.
Karakteristik
Fase Perkembangan Karir Anak dan Remaja
Berdasarkan Usia 7
E.
Indikator
Kematangan Karir Remaja............................................... .... 9
F.
Masalah
– Masalah Karir Remaja..................................................... .... 11
BAB III.. PENUTUP...................................................................................... .... 13
A.
Simpulan.......................................................................................... .... 13
B.
Saran................................................................................................ .... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan dapat diartikan sebagi perubahan
yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir
hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan puka sebbagai perubahan-perubahan
yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. Sedangakan
menurut Dr.Aminah Soepalatro,SpS “perkembangan adalah proses yang berlangsung
sejak konsepsi, lahir ddan susudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan
tingkah laku pada masa usia dini, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih kompleks
dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup”. Dari dua definisi tersebut
dapat di tarik kesimpulan bahwa perkembangan merupakan sebuah proses progresif
berkesinambungan dalam fase kehidupan individu menuju kematangan hidupnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri
yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain.
Dan karier berarti keahlian (hobi dan lain sebagainya) yang diamalkan dalam
masyarakat atau dijadikan sumber kehidupan atau kemajuan dalam kehidupan,
perrkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan atau jabatan. Setelah mengetahui
definisi dari panggalan kata pertumbuhan, kemandirian dan karier, maka mudah
untuk mengetahui definisi dari “Karakteristik Perkembangan Anak dan Remaja”
yaitu proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam menjalani hidup
dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran dalam
kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa
depan. Dari pengertian kemandirian dan karier maka perkembangan kemandirian
karier anak dan remaja dapat dimaknai sebagai proses progresif menuju
kematangan seorang indivvidu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri
dan kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase
anan dan remaja dan orientasinya di masa depan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu kemandirian memilih
karir?
2.
Apa saja ciri – ciri
kemandirian memilih karir?
3.
Apa saja faktor – faktor
yang mempengaruhi kemandirian memilih karir?
4.
Bagaimana
karakteristik fase perkembangan karir anak dan remaja berdasarkan usia?
5.
Apa saja indikator kematangan
karir remaja?
6.
Apa saja masalah – masalah
karir remaja?
1.
Untuk mengetahui pengertian
kemandirian karir.
2.
Untuk mengetahui ciri – ciri
kemandirian memilih karir.
3.
Untuk mengetahui faktor –
faktor yang mengetahui kemandirian memilih karir.
4.
Untuk mengetahui
karakteristik fase perkembangan karir anak dan remaja berdasarkan usia.
5.
Untuk mengetahui indikator
kematangan karir remaja.
6.
Untuk mengetahui masalah –
masalah karir remaja.
D.
Manfaat
Makalah ini di harapkan memberikan pengetahuan
tentang Bimbingan Konseling Karir yang berisi pengertian kemandirian karir,
ciri – ciri kemandirian karir, faktor – faktor kemandirian karir, karakteristik
kemandirian karir berdasarkan usia, indikator – indikator kemandirian karir,
maslah – masalah kemandirian karir. Meningkatkan minat mahasiswa maupun
masyarakat untuk mempelajari dan lebih mendalami Bimbingan Konseling Karir untuk
membantu kehidupan manusia menjadi lebih efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemandirian Memilih Karier
1. Pengertian Kemandirian
Memilih Karier.
Istilah “kemandirian” berasal dari “diri” yang mendapat awalan “ke” dan
akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena
kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai
kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu
sendiri.
Definisi kemandirian
menurut Mungin Edi Wibowo (1992:69) diuraikan sebagai tingkat perkembangan
seseorang dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya
sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi. Definisi yang lain mengenai kemandirian dikemukakan oleh
beberapa peneliti sebagai berikut. Purwodarminto dalam Eri Erawati (1992:555)
kemandirian adalah hal atau keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa
berrgantung pada orang lain, sedangkan menurut Sukadji dalam Eri Erawati
(1986:19), kemandirian adalah mampu mengatur diri sendiri sesuai dengan hak-hak
dan kewajiban yang dimiliki, mampu menentukan nasib sendiri, tidak bergantung
pada orang lain sampai batas kemampuannya, mampu bertanggung jawab atas
keputusan, tindakan dan perasaanya
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung
pengertian:
a. Suatu kondisi dimana seseorang memliki hasrat
bersaing untuk maju demi kebaikan drinya sendiri.
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan
tugas-tugasnya.
d.
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata
“mandiri” yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada
orang lain. Dan karier berarti keahlian (hobi) yang diamalkan dalam masyarakat
atau dijadikan sumber kehidupan, perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan atau
jabatan
2. Definisi kemandirian
secara spesifik dirumuskan oleh Hartono (2010:40) sebagai berikut :
a. Kemandirian yang diadaptasikan dari konsepautonomydapat
didefinisikan secara spesifik sebagaiself directionyang artinya
kemampuan seseorang dalam mengatur aktivitas dirinya untuk mencapaisuatu tujuan
yang diinginkan;
b. Kemandirian seseorang sebagai hasil belajar yang terbentuk sebagai proses
interaksi antara individu dengan lingkungannya;
c. Kemandirian merupakan kebebasan individu yang bertanggung jawab, untuk
melakukan sesuatu yang dianggap benar dan perlu dalam memenuhi kebutuhan
dirinya dan orang lain;
d.
Kemandirian sangat terpuji untuk dimiliki setiap individu.
Berdasarkan beberapa definisi kemandirian di atas, maka penulis menyimpulkan kemandirian adalah bertingkah laku atau melakukan sesuatu secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan kemampuannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain yang hasilnya dapat digunakan untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
3.
Beberapa teori yang mengemukakan tentang pengertian pemilihan karier di
antaranya yaitu :
a) Teori Jhon L Holland dalam Dewa Ketut Sukardi (1994:72) mengungkapkan bahwa
pemilihan jabatan adalah merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas
dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang
dianggap memiliki peranan yang penting;
b) Teori Huppock dalam Dewa Ketut Sukardi (1994:70), pekerjaan jabatan atau
karier yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan itu paling baik
untuk kebutuhannya. Pemilihan karier merupakan proses pengambilan keputusan
yang berlangsung sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan
dari pekerjaannya.Dari beberapa pendapat tersebut penulis
menyimpulkan bahwa pemilihan jabatan atau memilih karier adalah keputusan yang
menyangkut pekerjaan, jabatan dan masa depannya terhadap karier yang menjadi
pilihan.
Sebelumnya telah
dipaparkan definisi kemandirian dan definisi pemilihan jabatan atau memilih
karier. Bila konsep kemandirian dipadukan dengan konsep pemilihan jabatan atau
memilih karier, maka penulis menyimpulkan kemandirian dalam memilih karier
adalah kondisi siswa yang mampu untuk memilih karier atas kemampuan dirinya dan
tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa kemantapan diri dalam memilih
karier yang manjadi pilihannya serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pilihan kariernya agar masa depannya sesuai dengan yang diharapkan siswa.
Kemandirian merupakan salah satu tugas pokok dari perkembangan. Untuk
pencapaiannya harus diterapkan sejak dini dalam diri anak agar anak mampu
melaksanakan segala sesuatunya dengan kemampuannya sendiri yang dominan, dimana
anak tersebut mampu melaksanakan tugas dengan kemampuannya tanpa di diminasi
bantuan dari orang lain. Dari definisi tersebuat maka dapatlah diambil
kesimpulan bahawa “kemandirian” adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri
sendiri yang tumbuh dan berkembang kerena disiplin dan komitmen sehingga dapat
menentukan diri sendiri yang dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat
dinilai. Kemandirian pada remaja lebih mengarah tindakan yang melibatkan hati
dan pemikirannya (psikis). Hal ini diperkuat pernyataan ahli perkembangan yang
menyatakan: “Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat
motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada
masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat
keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya”.
Memberikan tanggapan pada remaja untuk menentukan pilihan-pilihan sederhana
akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya sehingga seterusnya ia akan
mampu memutuskan perkara yang lebih pelik.
B. Ciri-ciri Kemandirian Memilih Karier
Menurut Hartono
(2010:43), kemandirian memilih karier ditandai oleh lima ciri sebagai
kriterianya, yaitu:
a) Percaya diri.
Perasaan yakin terhadap kemampuan yang dimiliki membuat siswa merasa senang, optimis, dan mantap menekuni bidang karier yang dipilih. Bimbingan karier memberikan dorongan positif kepada siswa dalam menumbuhkan rasa percaya dengan kemampuan diri sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Rasa percaya tersebut menunjukkan adanya sikap kemandirian dari siswa yang telah memahami diri dan kemampuannya. Dengan rasa percaya diri mampu memberikan dorongan positif kepada siswa dalam memilih bidang karier sesuai dengan keinginannya.
b) Bertanggung jawab.
Merupakan suatu bentuk sikap siswa yang menunjukkan adanya usaha yang sungguh-sungguh dalam menekuni bidang karier yang dipilih, karena sadar akan diri dan masa depannya agar kehidupan yang akan dijalani sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dalam hal ini siswa menunjukkan adanya usaha yang keras dan sungguh-sungguh dalam menekuni bidang karier yang diinginkan dengan belajar dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Siswa bersedia melakukan usaha yang berhubungan dengan bidang kariernya karena sadar akan tujuan atau cita-cita yang ingin diwujudkan sesuai dengan harapan. Kesadaran mampu melahirkan dorongan dan semangat yang tentunya akan memberikan dampak yang positif terhadap bidang karier yang dipilihnya. Karena adanya motivasi yang positif terhadap karier yang akan ditekuni menunjukkan adanya tanggung jawab terhadap bidang karier yang akan dipilihnya. Kondisi tersebut jelas menunjukkan adanya kemandirian dalam memilih karier.
c) Mengarahkan dan
Mengembangkan Diri.
Merupakan suatu bentuk sikap dimana siswa mampu menerima secara lebih hasil pemahaman diri dan pemahaman kariernya. Ia sanggup mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan pengembangan diri dan pengembangan kariernya. Dalam hal ini siswa tertarik melakukan berbagai aktivitas pengembangan diri berdasarkan arah pemilihan kariernya dan melakukan berbagai aktivitas ke arah pemilihan karier yang diinginkan. Melalui layanan informasi bimbingan karier siswa diarahkan untuk terdorong dan menumbuhkan rasa senang terbih dahulu dengan bidang karier yang akan dipilih, agar dalam menekuninya nanti terasa ringan tanpa beban. Adanya dorongan dalam diri siswa, menyebabkan siswa mampu memilih karier yang sesuai dengan keinginannya. Dorongan tersebut merupakan bentuk kemandirian dalam memilih karier siswa, karena dengan dorongan tersebut siswa mampu untuk menumbuhkan rasa senang, ringan tanpa beban dan bersemangat dalam menekuni bidang kariernya.
d) Tekun, Kreatif dan
Inisiatif.
Dalam menekuni bidang karier yang akan dijalani maupun yang akan dipilih, diperlukan adanya usaha yang sungguh-sungguh dan konsentrasi. Hal ini dilakukan agar hasil yang dipilih maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Ketelatenan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam memahami bidang karier yang sedang dijalani, akan menjadikan siswa berhasil dalam berkarier. Ini menjadi penting ketika siswa yang sedang menekuni bidang kariernya mampu mencapai tingkat prestasi yang menyebabkan siswa memiliki nilai lebih. Melalui layanan informasi bimbingan karier siswa diarahkan untuk selalu sabar, telaten, rajin. Thingking new thing dalam mendalami bidang karier yang akan ditekuninya nanti. Dengan ketekunan, kreatif dan inisiatif, menjadikan siswa mampu untuk memilih karier yang sesuai dengan harapannya. Sikap ini menujukkan kemandirian dalam memilih karier siswa.
e) Ingin Melakukan
Sendiri.
Melalui layanan informasi bimbingan karier, siswa mampu dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam memilih karier siswa tidak harus mengikuti kehendak dan kemauan orang lain. Pemilihan itu dilakukan dengan pertimbangan sendiri dan merupakan hasil keputusan yang telah matang dari diri siswa. Siswa yang telah memiliki kemandirian dalam memilih kariernya tidak akan menggantungkan nasib kariernya kepada orang lain, karena ia mampu melakukan strategi pengambilan keputusan karier berdasarkan pemahaman diri, pemahaman karier serta peluang karier yang ada.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Memilih Karier
Sikap mandiri yang
dimiliki oleh siswa dalam menentukan pilihan karier yang sesuai dengan
pemahaman dirinya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada dalam diri siswa
dan di luar diri siswa. Hal ini menjadi dorongan tersendiri ketika siswa
memutuskan dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya tanpa adanya
campur tangan dari pihak lain.
1.
Faktor Endogen.
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak sendiri, yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan diri siswa yang terlihat atau badani. Sedangkan faktor psikologis meliputi keadaan diri siswa yang tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan perubahannya. Misalnya inteligensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, hoby atau kegemaran, prestasi, keterampilan penggunaan waktu senggang, pengetahuan tentang dunia kerja, kemampuan, keterbatasan dan penampilan fisik, masalah dan keterbatasan pribadi.
2.
Faktor Eksogen.
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak, yaitu keluarga, sosial ekonomi keluarga, pergaulan teman sbaya, sekolah dan masyarakat. Faktor yang berasal dari keluarga misalnya status sosial ekonomi dan pola asuh orangtua yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan sikap kemandirian anak. Faktor yang berasal dari lingkungan sekolah, hal ini ditimbulkan dari keteladanan dan kondisi lingkungan sekolah yang bbergerak pada bidang pendidikan. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat merupakan faktor yang ditimbulkan dari adanya pengaruh pola hidup yang diterapkan orang-orang disekitarnya.
Menurut Jhon L
Holland, ada dua hal yang mempengaruhi arah pilihan jabatan, pertama pengaruh
pengetahuan diri dan yang kedua pengaruh luar atau lingkungan.
a. Pengaruh Pengetahuan
Diri.
Pengaruh pengetahuan diri ini lebih ditujukan pada pengetahuan diri individu tentang dirinya dan orang lain. Pengetahuan diri sendiri mempunyai peranan untuk meningkatkan (increase) atau mengurangi (decrease) ketepatan pilihan seseorang. Pengetahuan diri ini diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan berbagai kemungkinan lingkungan dipandang dari sudut kemampuannya sendiri, namun ada perbedaaan mendasar antara penilaian diri dan pengetahuan diri. Penilaian diri menitikberatkan pada penghargaan terhadap dirinya sedangkan pengetahuan diri berisikan sejumlah informasi yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang akan terlihat dari tepat atau tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang diambil.
b.
Pengaruh Luar atau Lingkungan.
Pengaruh ini memiliki faktor yang sangat luas. Dijelaskan bahwa dalam memilih jabatan atau pekerjaan, individu dapat dipengaruhi dengan tekanan sosial seperti: tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil, lingkungan pergaulan. Hal tersebut sangat mempengaruhi individu dalam hasil pengukuran pada tingkat hirarki dan hirarki perkembangan
D. Karakteristik
Fase Perkembangan Karir Anak Dan Remaja Berdasarkan Usia
Menurut Ginzberg proses pemilihan karier tidak hanya terjadi sekali
saja melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu.
Pada umumnya mencakup kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang
dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan berakhir sesudah usia 17 tahun atau awal
masa dewasa. Terdapat tiga periode atau tahapan dalam proses pemilihan
pekerjaan yaitu periode fantasi, tentatif, dan realistic dengan karakteristik
sebagai berikut:
Periode Usia Karakteristik Fantasi Masa kanak-kanak (sebelum usia 11
tahun). Pada tahap awal ini orientasi pekerjaan tampak dalam permainan yang
murni. Menjelang akhir tahap ini permainan menjadi orientasi pekerjaan.
Tentative Awal masa remaja (usia 11–17 tahun). Proses transisi yang
ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja. Pengenalan
terhadap perspektif bakat, minat, kemampuan, kecakapan, imbalan kerja, nilai
dan waktu.
Realistik Pertengahan masa remaja (usia 17 tahun sampai awal
masa dewasa). Pengintegrasian kemampuan dan minat. Kelanjutan perkembangan
nilai-nilai. Spesifikasi pilihan okupasi dan kristalisasi pola-pola okupasi.
Menurut
Ginzberg perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu :
1. Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar). Pada tahap ini anak
mulai berfantasi mengenai cita-citanya, seperti berperan sebagai dokter,
polisi, penyanyi dan lain-lain. Fantasi ini banyak dipengaruhi oleh
lingkungannya baik itu di kehidupan nyata atau hanya sekedar melalui media,
seperti televise ataupun internet. Pada tahap ini anak menentukan kariernya
tanpa pertimbangan yang rasional.
2. Tahap Tentatif : 12-18 tahun (Masa Sekolah
Menengah). Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat
dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang
seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga
mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda satu sama lain. Ada yang
lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang lain dalam bidang bahasa, atau
dalam bidang olahraga.Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni
:
a. Sub tahap Minat (11-12tahun) anak cenderung
malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan
minat dan kesukaan mereka saja.
b. Sub tahap Kapasitas kemampuan (13-14 tahun) anak
mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di
samping minat dan hobinya.
c. Sub tahap Nilai (15-16 tahun) anak sudah bisa
membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang
kurang dihargai.
d. Sub tahap Transisi (17-18 tahun) anak sudah
mampu memikirkan atau “merencanakan” karier mereka berdasarkan minat, kamampuan
dan nilai-nilai yang ingin di perjuangkan.
3. Tahap Realistis 19-25 tahun (masa perguruan
tinggi). Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap
reasiltis, di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat,
kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah
lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan
tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja
sudah mampu membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif.
Sedangkan menurut Donald Super perkembangan karier manusia dapat dibagi menjadi 5 (lima) fase, yaitu :
a.
Fase pengembangan (Growth) yang meliputi masa
kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini anak mengembangkan bakat-bakat,
minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri
(self-concept structure).
b. Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24
tahun, di mana saat ini remaja mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan
tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
c. Fase pemantapan (establishment), antara umur 25
– 44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih karier tertentu dan mendapatkan
berbagai pengalaman positif maupun negatif dari pekerjaannya. Dengan pengalaman
yang diperoleh ia lalu bisa menentukan apakah ia akan terus dengan karier yang
telah dijalani atau berubah haluan.
d. Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44 – 65
tahun, di mana orang sudah mantap dengan pekerjaannya dan memeliharanya agar
dia bertekun sampai akhir.
E. Indikator
Kematangan Karir Remaja
Kematangan karir (career maturity) di definisikan sebagai penyesuaian
antara perilaku karir individu dengan perilaku karir yang di harapkan pada usia
tertentu di setiap tahap. Berdasarkan pada uraian tersebut, dapat di maknai
bahwa kematangan karir remaja dapat diukur dari dimilikinya indikator –
indikator kematangan karir sebagai berikut :
1. Aspek Perencanaan Karir (career planning). Aspek ini meliputi indikator – indikator berikut :
a. Mempelajari informasi karir.
b. Membicarakan karir dengan orang dewasa.
c. Mengikuti pendidikan tambahan (kurus) untuk
menambah pengetahuan tentang keputusan karir.
d. Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
e. Mengikuti pelatihan – pelatihan berkaitan dengan
pekerjaan yang di inginkan.
f. Mengetahui kondisi pekerjaan yang di inginkan.
g. Mengetahui persyaratan pendidikan untuk
pekerjaan yang di inginkan.
h. Dapat merencanakan apa yang harus di lakukan
setelah tamat sekolah.
i. Mengetahui cara dan ksesempatan memasuki dunia
kerja yang di inginkan.
j. Mampu mengatur waktu luang secara efektif.
2. Aspek Eksplorasi Karir (career exploration). Eksplorasi karir mendefinisikan sebagai keinginan individu untuk mengeskplorasi atau melakukan pencarian informasi terhadap sumber – sumber informasi karir. Aspek ini mencakup indikator sebagai berikut :
a. Berusaha menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber
(guru BK, orang tua, orang sukses, dan sebagainya).
b. Memiliki pengetahuan tentang potensi diri, di antaranya bakat, minat,
intelegensi, kepribadian,nilai – nilai, dan prestasi.
c. Memiliki cukup banyak informasi karir.
3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making), aspek ini terdiri dari indikator – indikator berikut :
a. Mengetahui cara – cara membuat keputusan karir.
b. Mengetahui langkah – langkah dalam membuat keputusan karir, terutama penyusunan
rencana karir.
c. Mempelajari cara orang lain membuat keputusan karir.
d. Menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam mebuat keputusan karir.
4. Pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of work information). Menurut Super (Sharf, 1993 : 158) konsep ini memiliki dua komponen dasar, yaitu :
a. Berhubungan dengan tugas perkembangan ketika individu harus mengetahu
minat dan kemampuan dirinya, mengetahui cara orang lain mempelajarai hal – hal
yang berhubungan dengan pekerjaan nya, dan mengetahui alasan orang lain
berganti pekerjaan.
b. Konsep yang berkaitan dengan pengetahuan tentang tugas – tugas
pekerjaan dalam satu vokasional dan perilaku – perilaku dalam bekerja.
5. Aspek pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih di sukai (knowledge of preferred occuptional group). Aspek ini terdiri dari indikator – indikator berikut :
a. Memhami tugas dari pekerjaan yang diinginkan.
b. Mengetahui sarana yang di butuhkan dari pekerjaan yang diinginkan.
c. Mengetahui persyaratan fisik dan psikologis dari pekerjaan yang diinginkan.
d. Mengetahui minat – minat dan alasan – alaan yang tepat dalam memilih
pekerjaan.
6. Aspek realisme keputusan karir (realism). Realisme keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan pekerjaan secara realistis. Aspek ini terdiri dari indikator – indikator berikut :
a. Memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri
berhubungan dengan pilihan karir yang di inginkan.
b. Mampu meihat fakto – faktor yang mendukung atau menghambat karir yang
diinginkan.
c. Mampu melihat kesempatan yang ada berkaitan dengan karir yang
diinginkan.
d. Mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai pekerjaan
yang beragam.
7. Orientasi karir (career orienttion). Orientasi karir di definisikan sebagai skor total dari :
a. Sikap terhadap karir.
b. Keterampilan membuat keputusan karir.
c. Informasi dunia kerja.
F. Masalah – Masalah Karir Remaja
1.
Tidak mampu merencanakan karir dengan baik.
a. Tidak mengikuti kursus untuk menambah
pengetahuan tentang keputusan karir.
b.
Tidak berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
c. Tidak mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkan.
2.
Malas melakukan eksplorasi karir.
a.
Tidak berusaha menggali dan mencari informasi
karir dari berbagai sumber.
b.
Tidak memadainya pengetahuan tentang potensi
diri.
c. Tidak memiliki cukup banyak informasi karir.
3.
Kurang/tidak memadainya pengetahuan tentang
membuat keputusan karir.
a.
Tidak mengetahui cara-cara membuat keputusan
karir.
b.
Tidak mengetahui langkah-langkah dalam membuat
keputusan karir.
c. Tidak mampu menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
4.
Kurang/tidak memiliki pengetahuan (informasi)
tentang dunia kerja.
a.
Kurang pengetahuan mengenai minat dan kemampuan
diri.
b. Tidak mengetahui cara orang lain mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
c. Tidak mengetahui alasan mengapa orang lain berganti pekerjaan.
5.
Kurang memadainya pengetahuan tentang kelompok
pekerjaan yang lebih disukai.
a.
Tidak memahami tugas dari pekerjaan yang
diinginkan.
b.
Tidak mengetahui sarana yang dibutuhkan dan
pekerjaan yang diinginkan.
c. Tidak mengetahui minat-minat dan alasan-alasan yang tepat dalam memilih pekerjaan.
6. Tidak mencapai realisme keputusan karir (adanya
kesenjangan antara kemampuan individu dengan pilihan pekerjaan secara realistis).
a. Tidak memiliki pemahaman yang baik tentang
kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pilihan karir yang diinginkan.
b. Tidak mampu melihat kesempatan yang ada
berkaitan dengan pilihan karir yang diinginkan.
c. Tidak dapat mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara efektif.
7. Tidak memadainya orientasi karir, sehingga mengakibatkan tidak mampu membuat perencanaan dan keputusan karir yang tepat.
8. Adanya stereotype gender, yaitu munculnya
persepsi atau pandangan yang membatasi ruang gerak pemilihan karir karena
gender yang dimilliki.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan mempelajari ini bisa membuat
individu mengertibahwa perkembangan merupakan sebuah proses progresif
berkesinambungan dalam fase kehidupan individu menuju kematangan hidupnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri
yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain.
Dan karier berarti keahlian (hobi dan lain sebagainya) yang di amalkan dalam
masyarakat atau di jadikan sumber kehidupan atau kemajuan dalam kehidupan,
perrkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan atau jabatan.
B. Saran
Untuk individu yang sulit mengetahui karir
yang di inginkan nya bisa mencoba untuk melakukan bimbingan konseling dan karir
agar bisa mengetahui kelebihan dari dirinya supaya individu bisa mendapatkan
apa yang di inginkan nya.
DAFTAR PUSTAKA
https://radityaraka11.wordpress.com/2013/11/26/12/
http://liviaamalia.blog.institutpendidikan.ac.id/2018/06/04/karakteristik-perkembangan-kemandirian-dan-karier-remaja-serta-implikasinya-dalam-pendidikan/
Suherman, Uman.2013.Bimbingan dan Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung. Rizqi Pers.

Komentar
Posting Komentar